Ketika aku duduk dibangku SMA, saat-saat dimana masa remajaku mulai beranjak, masa dimana ketertarikanku dengan seseorang mulai muncul. Ketika aku mulai mengenal sebuah perasaan yang tak mengerti apa arti perasaan ini, perasaan yang muncul dan datang dengan sendirinya. Aku tak tau apa makna sebuah perasaan yang ku rasa saat itu. Saat itu aku sudah mengenalnya jauh sebelum aku beranjak SMA. Ketika itu aku pikir aku akan kehilangan komunikasi dengan dirinya, setelah sekian lama tak bertemu padanya, aku pikir ia telah berubah perasaan padaku. Aku tak mengerti dengan persis perasaan yang ia tuju kepadaku saat kita masih sering untuk berjumpa, tapi firasat hatiku mengatakan “ mungkin ia pernah menaruh hati terhadapku “. Sikap anehnya yang terkadang membuat aku geli dan gak pernah bisa lupa hal itu terkadang membuatku sebel padanya. Dia selalu bertindak konyol dan selalu agak ceroboh. Tapi sikap itu membuat aku selalu teringat bayang-bayang semu dirinya, yang kini tak pernah terlihat dan terlintas di hadapanku.
Suatu saat ketika bayang-bayang tentang dirinya hilang dari lintasan pikiranku , ketika aku melupakan firasat hatiku bahwa dirinya pernah menaruh hati padaku, datang seseorang yang mengisi hati ini. Aku pikir aku akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melupakan bayang bayang bahwa dirinya pernah menaruh hati padaku, ternyata perasaanku salah menduga. Kenapa aku begitu mudah untuk melupakannya, padahal aku pernah dekat terhadapnya. Aku tak pernah mengira aku seperti ini. Aku melupakan dan mengabaikannya. Sampai suatu saat dia pernah menghubungiku dan aku mengabaikannya. Aku tak sadar bahwa perbuatanku akan mengecewakannya dan membuatku kehilangan sesosok teman yang pernah aku rindukan. Ya Tuhan apa yang pernah aku perbuat pada dirinya dulu…………………? Aku mengecewakan hatinya aku pernah membuatnya kesal dan hampir membuatnya benci terhadapku. Bagaimana caraku untuk meminta maaf dan menebus kesalahan ku terhadapnya? Sementara aku tau tak banyak waktuku untuk berjumpa dengan dirinya. Kini yang tersisa hanya kenangan, hanya luka yang aku torehkan pada hatinya, hanya kekecewaan yang aku beri padanya. Apakah aku teman yang baik yang patut untuk dikenang dan diingat selalu walau dirimu jauh disana? Aku sadar diriku belum mengetahui makna sahabat itu sendiri. Aku terlalu egois mementingkan perasaanku dan diriku sendiri. Pikiranku masih terlalu awam buat usiaku yang aku bilang beranjak dewasa.
Huh rasanya aku perlu instropeksi diri tentang dosa-dosa yang aku perbuat di masa lalu. Aku sadar betapa sakitnya ketika seseorang yang penting dalam hidup ini mengabaikan kita. Tanpa kita duga apa penyebabnya. Begitu pula aku mencoba menempatkan diri menjadi dirinya yang pernah terabaikan oleh ku. Sakit yang terasa menusuk hati. Betapa kejamnya diriku saat itu YA ALLAH. Tapi dirinya masih berbesar hati untuk memaafkanku. Mulai dari saat itu aku menyadari indahnya memiliki sahabat yang mengerti tentang diriku, tak pernah menuntut suatu apapun dari aku. Selalu mengerti apa maksudku. Selalu ada saat aku membutuhkan nya, mengerti dan maklum atas kekuranganku. Ternyata ALLAh mengizinkan aku untuk bertemu lagi dengan dirinya, supaya aku dapat meminta maaf dan menjelaskan apa yang terjadi padaku saat itu. Sekarang aku tak akan mengulangi kesalahan yang telah aku perbuat 6tahun yang lalu. Enam tahun yang penuh kenangan, suka duka terdapat di dalamnya kenangan yang tak dapat dibeli dan di rasakan orang lain kecuali aku dan orang orang yang pernah ada dalam hatiku. Yang pernah mengisi kehidupanku.
0 comments on "SALAHNYA DIRIKU"
Post a Comment